Rambu Solo adalah upacara adat Suku Toraja yang berkaitan dengan kematian dan pemakaman manusia. Upacara tersebut terdiri dari beberapa tingkatan tergantung pada status sosial jenasah ketika masih hidup.
Dalam kepercayaan masyarakat Tana Toraja, 300 km dari kota Makassar, upacara ini dilaksanakan untuk membebaskan roh orang yang meninggal supaya mudah masuk alam gaib. Menurut kepercayaan mereka, roh orang yang meninggal kan terus menderita sakit apabila upacara ini tidak dilaksanakan.
Upacara dilakukan di suatu lapangan luas dan datar dekat desa. Upacara Rambu Solo terdiri dari beberapa rangkaian acara. Pertama kali akan dilakukan Ma’pasa Tedong yaitu upacara menggiring kerbau sebagai tanda bahwa rangkaian upacara pemakaman akan segera dimulai.
Sementara di muka tongkonan, rumah pusaka tempat jenasah untuk sementara disimpan, dilakukan upacara Ma’badong yaitu nyanyian-nayian suci untuk mengiringi kepergian jiwa yang meninggal ke alam baka.
Lagu-lagu yang dinyanyikan mengisahkan perjalanan hidup almarhum dengan segala kisah dan kejadian yang dialaminya selama hidup.
Setelah arak-arakan tiba di lapangan upacara, jenasah yang terbungkus kain tebal dinaikkan ke lakian atau menara jenasah. 'Tau-tau' atau patung yang dibuat mirip dengan wajah dan tubuh yang meninggal akan diletakkan dekat jenasah. Patung ini terbuat dari kayu atau batang bambu.
Terimakasih Telah Baca Postingan Upacara Adat Rambu Solo Suku Toraja, Apa Sih itu ?, Dari Admin wahok.com Semoga Bisa Berguna Dan ber-manfaat, Baca Juga Postingan Terbaru Admin Yaitu Foto: Pesona Keindahan Pantai Tanjung Bira